Nim. :1740200012
Berikut ini adalah 4 surah dalam Al-Qur'an beserta fadilahnya yang sebaiknya rutin kita baca:
1. Surah Al-Kahfi
Surah Al-Kahfi merupakan surah ke-18, terdiri atas 110 ayat dan tergolong surah Makkiyah karena diturunkan di Kota Makkah.
Keistimewaan membaca surah ini sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad saw dalam sebuah hadis dari Ibnu Umar ra, “Barang siapa yang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat dan diampuni dosanya antara dua Jumat.” (HR. Abu Bakr bin Mardawaih).
2. Surah Ar-Rahman
Keutamaan membaca surah ini salah satunya adalah agar kita sebagai manusia selalu mengingat akan nikmat yang diberikan Allah termasuk mensyukurinya.
3. Surah Al-Waqiah
Dalam sebuah riwayat dari Abdullah bin Mas'ud disebutkan, "Barang siapa yang membaca Surah Al-Waqiah di setiap malam, maka ia tidak akan tertimpa padanya kemiskinan."
Oleh sebab itulah, surah ini diyakini dapat memperlancar rezeki. Jadi, bagi yang ingin kaya, bacalah Surah Al-Waqiah setiap malam.
4. Surah Al-Mulk
Surah Al-Mulk terdiri dari 30 ayat dan merupakan surah ke-67 dalam Al-Qur'an.
Keistimewaan surah ini seperti yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, "Barang siapa membaca 'Tabarokalladzi bi yadihil mulk' (Surah Al-Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah saw menamakan surah tersebut 'Al-Mani'ah' (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surah di dalam Kitabullah. Barang siapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan." (HR. An-Nasai).
ada 4 jaminan dari Allah bagi setiap orang yang melakukan tahajud.
Janji pertama Allah akan angkat karirnya ditempat yang terbaik
Janji kedua Allah bimbing semua aktivitasnya sehingga lebih mudah
Janji ketiga Allah bimbing setiap dia punya masalah supaya dapat solusi terbaik mengatasi persoalannya
Janji keempat Allah lindungi dia ketika dalam aktivitas kehidupannya ada orang-orang yang akan mencelakai atau menjahilinya
Konsep Wasthiyyah (Moderasi)
Di dalam al-Quran terdapat beberapa ayat yang menunjukkan misi agama Islam, karakteristik ajaran Islam, dan karakteristik umat Islam. Misi agama ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin, QS. al-Anbiya’: 107). Adapun karakteristik ajaran Islam adalah agama yang sesuai dengan kemanusiaan (fitrah, QS. al-Rûm: 30), sedangkan karakteristik umat Islam adalah umat yang moderat (ummatan wasatan, QS. Al-Baqarah: 143). Di samping itu, terdapat pula ayat yang memerintahkan agar umat Islam berpihak kepada kebenaran (hanîf, QS. al-Rûm: 30), serta menegakkan keadilan (QS. al-Maidah: 8) dan kebaikan agar menjadi umat terbaik (khair ummah, QS. Ali ‘Imrân: 110).
Ayat-ayat tersebut memperkuat perlunya beragama dengan sikap moderat (tawassuth) yang digambarkan sebagai umatan wasathan, sehingga pada saat ini banyak ulama mempromosikan konsep moderasi Islam (wasathiyyah al-Islâm). Memang ada juga kelompok-kelompok Islam yang tidak setuju dengan konsep moderasi ini, karena ia dianggap menjual agama kepada pihak lain. Secara bahasa wasathiyyah berarti jalan tengah di antara dua hal atau pihak (kubu) yang berhadapan atau berlawanan. Adapun pengertian dan rambu-rambu tentang moderasi ini cukup bervariasi, yang tidak terlepas dari pemahaman dan sikap keagamaan masing-masing ulama.
Secara lebih terperinci, pentingnya peran agama dalam kehidupan manusia dapat dipahami dalam poin-poin berikut: Pertama, agama menghidupkan nilai luhur moralitas. Diturunkannya agama kepada manusia mempunyai agenda menghidupkan moralitas dalam rangka mengatur kehidupan manusia. Agama amat mendukung nilai luhur yang menyeru kepada prinsip kebaikan, seperti keadilan, kejujuran, toleransi, dan tolong-menolong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar